Taliban Dan Euphoria Kelompok Radikal di Tanah Air
Kepoingue.com – Berita dieksekusinya penculik dengan cara digantung menggunakan Crane Truck yang dilakukan oleh Taliban, telah tersebar di Indonesia melalui penyiaran Televisi, kanal media, dan media daring lainnya mendapatkan beberapa tangapan yang cukup mengejutkan bagi saya, terlebih jika melihat sejarah Panjang Taliban yang merupakan salah satu embrio kelompok radikalisme dan teroris.
Miris Ketika tanggapan sebagaian user yang
berada di Indonesia, sangat mendukung tindakan yang mematahi kesepatakan setiap
negara dalam mengelola perjanjian Wina (Konprensi Wina) yang mana hak sebagai
manusia tetap dijalankan walaupun dalam medan perang. Dukungan dari kelompok
radikal saat ini sangat kentara, jika teliti dalam beberapa kalimat setiap
pemberitaan tentang Taliban.
Sebenarnya, jika berbicara tentang
kekhawatiran terhadap kemenangan Taliban dan keberhasilan atas menduduki
kekuasaan dengan cara mereka bukanlah hal yang besar, namun dari balik itu
semua yang paling dikhawatirkan adalah euphoria dari kelompok Islam radikal di
Indonesia. Terlebih di negeri ini tidak sedikit orang-orang yang berhasil
menjadi alumni Afghanistan dan mengikuti arus kelompok Daesh dan Al-Qaeda.
Isu Timur Tengah, Islam, dan Afghanistan
setidaknya memiliki andil tersendiri di negeri ini, terlebih dikalangan
kelompok yang berpikiran bahwa hukum yang mereka kerjakan merupakan hukum yang
dianjurkan oleh agama serta perintah Allah SWT. Pada akhirnya memenang mereka
menjadi manusia yang berhasil mengerjakan pribadi yang futuh dengan
bergandengan bersama syariat ilahi.
Setidaknya ada beberapa komentar yang dapat
saya rangkum dari media daring, dimana perilaku yang tidak mengindahkan
perilaku manusiawi oleh Taliban, sangat didukung oleh beberapa kalangan warga
sipil, dengan apa yang dilakukan padahal jika disisi lain Taliban menampilkan
keberingasan sebagai manusia yang tidak memiliki rasa kepedulian terhadap Hak
Asasi Manusia (HAM).
Mengutip kata Almarhum Gus Dur yang penuh
makna serta sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, seperti berikut: “Peran
agama sesungguhnya membuat orang sadar akan fakta bahwa dirinya bagian dari
umat manusia dan alam semesta”. Gus Dur menjelaskan bahwa peran agama
adalah untuk memastikan bahwa memilihara kedekatannya dengan manusia dan Allah
SWT.
Gusdur juga berkata, bahwa: Agama
mengajarkan pesan-pesan damai dan ekstremis memutarbalikannya. ‘Kita butuh
Islam ramah, bukan Islam marah.” Dan Kita butuh Islam ramah, bukan Islam
marah. Dan Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya.
Merendahkan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.’
Pemaksaan serta Tindakan criminal yang dipertontonkan
oleh kelompok Taliban kepada masyarakat bukanlah untuk membela agama
(keyakinan) tetapi menampilkan kekejian terhadap kemanusian serta ego akan
kekuasaan. Terlebih mengingat kekerasaan Taliban tidak hanya kepada lelaki,
namun juga terhadap anak-anak, perempuan hingga lansia.