Sains Edutainment: KURIKULUM SAINS
Ruang Lingkup Bahan
Ajar
Ruang
lingkup bahan ajar dikalsifikasikan menjadi 2 kategori:
- Peserta
didik kelas 1 – 9 meliputi: 1) makhluk hidup dan kehidupan, 2) bendan dan
sifatnya, 3) energi dan perubahannya, 4) bumi dan alam semesta. - Peserta
didik kelas 10 – 12 meliputi: cabang sains yaitu Fisika, Kimia, dan Biologi
memiliki ruang lingkup bahan ajar sendiri-sendiri.
Proses
pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung, kontekstual
dan berpusat pada peserta didik, guru bertindak sebagai fasilitator. Proses
pembelajaran yang terlihat dalam SK dan KD kurikulum 2006. Contoh Fisika SD
yang berhubungan dengan kerja ilmiah:
- Kelas
1 – 3 belum mengenal tentang cara kerja ilmiah. Hanya terbatas pada mengenal,
mengidentifikasi, membiasakan, membedakan, menggolongkan, dan mendeskripsikan. - Kelas
4 mulai mengenal cara kerja ilmiah, contoh: gaya dapat merubah bentuk dan gerak
suatu benda. - Kelas
5 mulai memahami cara kerja ilmiah, yaitu menyimpulkan hasil penyelidikan
tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap, tetapi sebagian
besar hanya mengidentifikasi dan mendekripsikan. - Kelas
, mulai tampak adanya cara kerja ilmiah, yaitu melakukan penyelidikan hubungan antara
gaya dan gerak. - Kelas
7 – 12, mulai paham tampak jelas bahwa kerja ilmiah banyak digunakan dalam
pembelajaran sains, selain menganalisis dan pemecahan masalah.
Ditinjau
dar kurikulum sains SD, SMP, dan sains Fisika SMA, asesmen pembelajaran sains
SD, SMP, dan SMA menekankan pada penilaian kinerja atau penilaian otontik (authentic assessment) dan pemecehan
masalah (problem solving). Kurikulum
pendidikan sains yang dikembangkan oleh the
National Research Council USA dan diterbitkan oleh National Academy Press,
Washington DC.
Standar Isi (Content)
- Garis besar standar isi
sains berupa apa saja yang akan diketahui, dipahami, dan dapat dilakukan dalam
sains oleh peserta didik; dari TK sampai kelas 12. Ruang lingkup sains dibagi
menjadi delapan kategori: 1. Pemersatu konsep dan proses sains; 2. Sains sebagai
inkuiri, 3. Ilmu-ilmu kealaman, 4. Ailmu-ilmu hayati, 5. Ilmu pengetahuan bumi
dan antariksa (IPBA); 6. Sains dan
teknologi; 7. Sains dalam perspektif personal dan sosial; dan 8. Sejarah dan
hakekat sains.
Standar Pengajaran Sains
- Mendeskripsikan apa
saja yang harus dipahami dan dikerjakan oleh guru-gur sains diseluruh tingkatan
kelas.
- Perencanaan
program sains berdasar penyelidikan - Tindakan
membimbing dan memfasilitasi pembelajaran peserta didik - Membuat
asesmen pengajaran dan pembelajaran peserta didik - Pengembangan
lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk belajar IPA - Menciptakan
komunitas pembelajar Sains - Merencanakan
dan mengembangkan program sains sekolah
Standar Penilaian (Asesmen)
- Menyediakan kriteria
untuk menentukan kualitas praktik-praktik penilaian. - Konsistensi
penilaian dengan suatu keputusan merupakan desain untuk informasi - Penilaian
prestasi dan kesempatan keduanya untuk belajar sains - Mencocokan
antara kualitas teknis dari kumpulan data dan konsekuensi tindakan yang diambil
dari basis data tersebut - Kejujuran
dri praktik penilaian - Ketepatan
penarikan kesimpulan yang dibuat dari penialian tentang prestasi peserta didik
dan kesempatan untuk belajar.
Dari
kuriulum yang dikembangankan oleh the National
Research Council USA dapat diperoleh pokok-pokok pikiran untuk pengembangan
kurikulum sains kedepan:
- Penggolongan
standar isi untuk seluruh tingkatan kelas yang sama. Perbedaannya terletak
pada kesesuaian antara dimensi pengetahuan (knowledge)
dan dimensi proses kognitif (pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif). - Pada
pengajaran sains, guru hendaknya a) mengajar IPA berbasis inkuri, b) sebagai
pembimbing dan fasilitator, c) menciptakan pembelajaran yang berpusat kepada
siswa, d) merancang lingkungan sedemikian rupa untuk sumber pembelajaran
kontekstual, e) menciptakan kelompok belajar sains. - Penilaian
belajar hendaaknya menekankan pada aspek-aspek yang penting, bukan yang mudah
untuk diniliai. - Penilaian
hasil belajar jangka panjang berupa kemampuan (ability) yang dicapai melalui interaksi antara pengetahuan (knowledge) dan ketrampilan (skills), dengan penilaian otentik
berdasarkan data dan jujur.